Senin, 29 Februari 2016

Rumah Sopan Santun Kalimantan Selatan, Nama, Gambar, Dan Penjelasannya

Jika Thailand mempunyai Floating Market (pasar apung) di Pattaya, Indonesia juga mempunyai pasar apung yang terletak di Kota Banjarmasin, Kalimantan Selatan. Pasar ini mulai ada semenjak tahun 1500-an dan lebih dikenal dengan nama Pasar Terapung Muara Kuin atau Pasar Terapung Sungai Barito.

Rumah Adat Kalimantan Selatan

Seperti halnya dalam kegiatan jual beli, acara masyarakat Kalimantan Selatan memang lebih banyak dilakukan di atas sungai. Berdasarkan hal ini, maka rumah yang mereka tinggali konstruksinya juga sering diubahsuaikan dengan aktivitasnya tersebut, misalnya mirip pada konstruksi rumah sopan santun Baanjung yang berupa rumah pangung.

Rumah adat Baanjung yaitu nama dari rumah sopan santun Kalimantan Selatan, salah satu rumah sopan santun yang cukup unik gaya arsitekturnya. Berikut ini klarifikasi mengenai Rumah sopan santun tersebut secara lengkap mulai dari konstruksi, gambar, dan filosofinya.

 Indonesia juga mempunyai pasar apung yang terletak di Kota Banjarmasin Rumah Adat Kalimantan Selatan, Nama, Gambar, dan Penjelasannya

Sekilas Tentang Provinsi Kalimantan Selatan

Terletak di bab selatan Pulau Kalimantan, provinsi ini beribukota di Banjarmasin. Kalimantan Selatan terdiri dari 11 kabupaten dan 2 kota yaitu, Kota Banjarbaru dan Kota Banjarmasin. Kabupatennya yaitu Kabupaten Balangan, Banjar, Barito Kuala, Hulu Sungai Selatan, Hulu Sungai Tengah, Hulu Sungai Utara, Kotabaru, Tabalong, Tanah Bumbu, Tanah Laut dan Kabupaten Tapin.


Rumah Adat Baanjung

Suku Banjar merupakan suku lebih banyak didominasi di Kalimantan Selatan. Suku Banjar mendiami rumah sopan santun Banjar yang disebut dengan Rumah Baanjung. Dalam bahasa Banjar, ba-anjung berarti beranjung atau bersayap. Hal ini terlihat dari adanya sayap bangunan yang menjorok dari samping kiri dan kanan bangunan utama. Sayap ini merupakan bangunan embel-embel di kanan kiri rumah.

Kayu ulin, kayu lanan, dan kayu damar putih merupakan material utama yang dipakai dalam konstruksi dan bangunan rumah sopan santun Kalimantan Selatan ini. Bagian depan rumah memakai papan kayu ulin, sedangkan bab samping dan belakang memakai papan kayu lanan dan kayu damar putih. [Baca Juga : Rumah Adat Kalimantan Barat]

Konstruksi Rumah

Rumah Baanjung mempunyai tubuh yang berbentuk lurus memanjang ke depan dengan tiang sebagai pondasinya. Tiang merupakan pondasi utama yang sangat diperhatikan dalam pembangunan rumah Baanjung. Untuk pondasi tiang umumnya dipakai kayu kapur naga atau kayu galam, sedangkan untuk tiang penunjang dipakai material berupa kayu ulin.

 Indonesia juga mempunyai pasar apung yang terletak di Kota Banjarmasin Rumah Adat Kalimantan Selatan, Nama, Gambar, dan Penjelasannya

Bubungan atap Rumah sopan santun Kalimantan Selatan ini berbentuk segitiga dengan atap tinggi melancip (disebut dengan Bubungan Tinggi), memanjang ke depan (disebut dengan atap Sindang Langit) dan memanjang ke belakang (disebut atap Hambin Awan).

Rangka atap memakai kayu dan ditutupi dengan sirap atau rumbia. Lantainya tersusun dari papan kayu ulin yang disebut dengan lantai jarang atau lantai ranggang. Sedangkan dindingnya merupakan papan yang dipasang dengan posisi berdiri sehingga melekat pada tiang-tiang rangka rumah. [Baca Juga : Rumah Adat Kalimantan Timur]

Pembagian Ruangan

Rumah Baanjung terbagi atas beberapa ruangan, yaitu ruang terbuka, ruang setengah terbuka, dan ruang dalam.

Ruang terbuka disebut juga Palatar atau teras atau Pamedangan. Terletak di bab depan rumah dengan luas sekitar 7 x 3 meter. Di teras ini diletakkan kawasan air yang dipakai untuk membasuh kaki sebelum masuk ke rumah.

Ruang setengah terbuka disebut juga lapangan pademangan. Ruang ini difungsikan sebagai beranda atau teras rumah.

Ruang dalam terdiri atas beberapa bab di antaranya pacira, panampik kacil, panampik tangah, dan beberapa bab lain.
  1. Pacira. Terdiri dari pacira luar dan pacira dalam. Pacira luar terletak sesudah pintu depan (disebut dengan Lawang Hadapan). Pacira dalam merupakan kawasan untuk menyimpan alat-alat pertanian, alat penangkap ikan dan pertukangan.
  2. Panampik kacil. Dapat ditemukan sesudah lawang hadapan yang merupakan ruang tamu dengan lantai yang lebih tinggi aripada palatar.
  3. Panampik tangah. Ruangan ini merupakan ruang tamu di bab tengah rumah dengan lantai yang lebih tinggi daripada lantai panampik kacil.
  4. Panampik basar. Merupakan ruang tamu bab dalam dengan lantai yang lebih tinggi daripada lantai panampik tangah.
  5. Padapuran atau padu. Terletak di bab belakang rumah yang dipakai sebagai kawasan untuk kegiatan masak-memasak dan kegiatan tumah tangga.
  6. Palidangan atau Ambin dalam
  7. Panampik dalam atau panampik bawah

Nilai-Nilai Filosofi

Rumah sopan santun Kalimantan Selatan mempunyai beberapa nilai filosofi, di antaranya terkait dengan kepercayaan dan kehidupan masyarakat suku Banjar yang menjadi lebih banyak didominasi di provinsi ini. Berikut pemaparan mengenai nilai-nilai filosofis rumah adat yang satu ini.

 Indonesia juga mempunyai pasar apung yang terletak di Kota Banjarmasin Rumah Adat Kalimantan Selatan, Nama, Gambar, dan Penjelasannya

1. Dwitunggal semesta

Pada bab atas rumah terdapat gesekan naga yang melambangkan alam bawah dan pada bab atas rumah terdapat gesekan elang gading yang melambangkan alam atas. Suku Banjar mempercayai bahwa rumah merupakan kawasan sakral dimana Yang Maha Esa juga ikut tinggal di dalamnya.

2. Payung dan pohon hayat

Jika dilihat sekilas, atap rumah sopan santun Kalimantan Selatan berbentuk mirip payung. Hal ini melambangkan kekuasaan dan tingkat kebangsawanan. Selain berbentuk segitiga, atap rumah Baanjung ini juga membumbung tinggi mirip pohon hayat. Pohon hayat dipercaya sebagai cerminan dari aneka macam aspek yang menyatukan dunia. [Baca Juga : Pakaian Adat Kalimantan Timur]

3. Tubuh manusia

Suku Banjar mengibaratkan rumah mirip tubuh manusia. Bagian atap mirip kepala, tubuh rumah mirip badan, tiang-tiang penyangga mirip kaki dan anjung mirip ajun dan kiri. Setiap bab rumah dibentuk simetris yang mewakili kehidupan yang seimbang, baik kehidupan sehari-hari maupun kehidupan dalam pemerintahan.

4. Ruangan yang bersusun

Memasuki rumah sopan santun Baanjung mirip menaiki tangga. Setiap memasuki satu ruangan maka akan menaiki satu anak tangga, alasannya yaitu letak ruangan yang semakin dalam semakin tinggi lalu rendah dikala memasuki bab belakang rumah. Hal ini melambangkan tata krama Suku Banjar yang kental yang sangat menghormati si pemilik rumah.

Nah, demikianlah pemaparan mengenai Rumah Baanjung, rumah sopan santun Kalimantan Selatan yang saran dengan nilai-nilai filosofi. Semoga kita semakin mengenal rumah sopan santun masyarakat suku Banjar ini dan mulai melestarikannya. Salam

Minggu, 28 Februari 2016

Rumah Budpekerti Kalimantan Barat, Nama, Gambar, Dan Penjelasannya

Suku Dayak merupakan suku dominan yang tersebar di seluruh Pulau Kalimantan. Suku ini terbagi menjadi beberapa sub suku yang masing-masing mempunyai ciri khasnya sendiri-sendiri. Salah satunya ciri khas dari sub suku dayak di Kalimantan contohnya sanggup kita lihat dari struktur rumah adatnya. Rumah Adat Panjang yang menjadi Rumah Adat Kalimantan Barat contohnya. Berikut akan dijelaskan mengenai rumah akhlak tersebut, mulai dari struktur bangunan, pembagian ruang, serta filosofinya secara lengkap. Silakan disimak!

Rumah Adat Kalimantan Barat

Kalimantan Barat terletak di penggalan barat Pulau Kalimantan dengan ibukota di Pontianak. Di provinsi ini terdapat banyak sungai, baik besar maupun kecil. Oleh sebab itu, provinsi ini dikenal juga dengan provinsi ‘seribu sungai’.

Suku Dayak merupakan suku dominan yang tersebar di seluruh Pulau Kalimantan Rumah Adat Kalimantan Barat, Nama, Gambar, dan Penjelasannya

Kalimantan Barat berbatasan eksklusif dengan Malaysia di tempat Serawak. Kalimantan Barat terdiri dari 12 kabupaten dan 6 kota. Kabupatennya yaitu Kabupaten Bengkayang, Kapus Hulu, Kayong Utara, Ketapang, Mempawah, Kubu Raya, Landak, Melawi, Sambas, Sanggau, Sekadau dan Sintang. Empat kota yang terdapat di Kalimantan Barat yaitu Kota Ketapang, Mempawah, Pontianak, Sambas, Sintang, dan Singkawang.

Baca Juga : Rumah Adat Kalimantan Timur

Suku dominan di Kalimantan Barat yaitu Suku Dayak dan Suku Melayu. Suku Dayak bermata pencarian sebagai petani dengan sistem ladang berpindah. Bersamaan dengan memulai kegiatan berladang, Suku Dayak juga akan menciptakan rumah sementara. Rumah ini akan dipakai sebagai tempat tinggal sementara, meskipun demikian, setiap keluarga besar tetap mempunyai rumah tetap sendiri. Rumah tetap tersebutlah yang menjadi Rumah Adat Kalimantan Barat.

Rumah Panjang

Dalam bahasa Dayak Kanayatn, Rumah Adat Kalimantan Barat disebut dengan rumah Radakng atau rumah Panjang.  Sesuai namanya, rumah akhlak ini merupakan rumah panggung setinggi 5-8 meter dari permukaan tanah dan berbentuk persegi panjang dengan panjang sampai 180 meter dan lebar sampai 30 meter.

Dibangunnya rumah akhlak Panjang dimaksudkan untuk melindungi keluarga dari serangan suku-suku lain, menghindari serangan hewan buas, dan sebagai tindakan antisipasi ketika terjadi banjir akhir meluapnya sungai.

Suku Dayak merupakan suku dominan yang tersebar di seluruh Pulau Kalimantan Rumah Adat Kalimantan Barat, Nama, Gambar, dan Penjelasannya

Rumah Panjang merupakan citra akhlak istiadat dan sosial Suku Dayak yang terdapat di Kalimantan Barat. Material utama Rumah Adat Kalimantan Barat ini yaitu kayu. Rumah akhlak ini didiami satu keluarga inti dan beberapa keluarga lainnya. Setiap keluarga menempati satu kamar. Selain sebagai tempat tinggal beberapa keluarga, rumah Panjang juga dipakai untuk kegiatan bermasyarakat. Termasuk sebagai tempat pertemuan-pertemuan masyarakat, upacara adat, dan ritual-ritual akhlak Suku Dayak.

Konstruksi rumah

Rumah akhlak Kalimantan Barat mempunyai konstruksi bangunan yang unik. Ada 3 penggalan utama dalam kontruksi rumah ini, yaitu :
  1. Tangga : disebut juga hejot. Jumlah tangga haruslah ganjil, umumnya terdapat 3 tangga dalam 1 rumah, yaitu di penggalan depan rumah serta di penggalan ujung kiri dan kanan rumah. Namun demikian hal ini masih tergantung dengan ukuran rumah. Semakin besar rumah, jumlah tangganya juga akan semakin banyak.
  2. Badan rumah : rumah Panjang dibangun memakai kayu Ulin yang kokoh dan sanggup bertahan sampai ratusan tahun. Setiap ruangan disekat-sekat. Penyekatnya merupakan dinding dari papan kayu.
  3. Lantai : lantai rumah biasanya terbuat dari bambu, belahan batang pinang atau kayu lingkaran sebesar pergelangan tangan.

Pembagian ruangan

Rumah akhlak Kalimantan Barat terbagi dalam beberapa bagian, yaitu:
  1. Pante: teras rumah. Pante terdapat di depan rumah dengan atap yang menjorok ke luar. Bagian ini berfungsi sebagai tempat untuk mengadakan upacara adat, tempat menjemur padi dan pakaian.
  2. Samik: ruang tamu. Di ruangan ini terdapat satu pene, yaitu meja berbentuk lingkaran yang dipakai untuk meletakkan menu ketika mendapatkan tamu.
  3. Ruang keluarga. Ruangan ini berukuran panjang 6 meter dan lebar 6 meter. Ruangan ini berbentuk persegi panjang dan terletah di penggalan tengah rumah. Ruangan ini berfungsi sebagai tempat berkumpulnya seluruh anggota keluarga untuk melaksanakan aneka macam kegiatan bersama.
  4. Kamar tidur. Kamar tidur terletak di sepanajng rumah secara berjejeran. Kamar tidur orang bau tanah berada di ujung fatwa sungai, lalu berderet sampai yang paling ujung hilir sungai. Bagian paling ujung hilir sungai harus didiami oleh anak bungsu.
  5. Bagian belakang rumah. Digunakan sebagai dapur dan tempat untuk menyimpan hasil panen dan alat-alat pertanian. Dapur harus menghadap ke fatwa sungai. Hal ini dipercaya akan mendatangkan rezeki.

Filosofi Rumah Adat Kalimantan Barat

Sesuai dengan bentuk dan peruntukannya, rumah akhlak Kalimantan Barat menggambarkan sifat kebersamaan dan toleransi antar setiap anggota keluarga.

Suku Dayak merupakan suku dominan yang tersebar di seluruh Pulau Kalimantan Rumah Adat Kalimantan Barat, Nama, Gambar, dan Penjelasannya
Bagian hulu rumah harus searah dengan matahari terbit, sedangkan penggalan hilir rumah harus searah dengan matahari terbenam. Hal tersebut melambangkan kerja keras dalam mengarungi kehidupan, mulai dari matahari terbit sampai matahari terbenam.

Baca Juga : Pakaian Adat Kalimantan Timur

Bagian depan rumah sering dijumpai patung yang ibarat manusia. Patung ini terbuat dari kayu Ulin yang dipakai dalam ritual mengantar arwah leluhur ke alam surga. Patung ini dipercaya sanggup mengusir roh-roh jahat yang akan masuk ke dalam rumah.

Rumah adat Panjang yang dihuni oleh banyak keluarga mengatakan bahwa Suku Dayak mempunyai rasa kebersamaan dan toleransi yang tinggi dalam bermasyarakat. Hal ini berbeda sekali dengan pendapat masyarakat di luar yang menyatakan bahwa Suku Dayak merupakan suku yang keras dan kasar. Sesuai pembahasan Rumah Adat Kalimantan Barat di atas dibutuhkan sanggup mengatakan sisi lain dari kehidupan Suku Dayak yang mementingkan keharmonisan dalam relasi bermasyarakat. Semoga bermanfaat.

Minggu, 14 Februari 2016

Rumah Adab Sulawesi Tenggara Dan Penjelasannya

Provinsi Sulawesi Tenggara semakin populer dengan wisata baharinya, terutama di formasi pulau-pulau yang dikenal dengan Wakatobi. Keindahan alam bawah lautnya menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan yang berkunjung kemari. Namun masih ingatkah kalian dengan pulau penghasil aspal yang terletak di provinsi ini? Ya, Pulau Buton. Pulau ini terletak di bab tenggara Pulau Sulawesi dan menjadi salah satu kabupaten di Provinsi Sulawesi Tenggara. Di sana, terdapat Kesultanan Buton yang meninggalkan beberapa jejak peradaban. Salah satu jejak peninggalan tersebut contohnya sanggup kita lihat pada rumah adat Sulawesi Tenggara.

Rumah Adat Sulawesi Tenggara

Beribukota di Kendari, provinsi ini terdiri dari 15 kabupaten dan 2 kota, yaitu Kota Bau-Bau dan Kota Kendari. Kabupatennya ialah Kabupaten Bombana, Buton, Buton Selatan, Buton Tengah, Buton Utara, Kolaka, Kolaka Timur, Kolaka Utara, Konawe, Konawe Kepulauan, Konawe Selatan, Konawe Utara, Muna, Muna Barat dan Wakatobi.

 semakin populer dengan wisata baharinya Rumah Adat Sulawesi Tenggara dan Penjelasannya

Suku lebih banyak didominasi di Sulawesi Tenggara ini ialah suku Buton. Selain itu terdapat suku-suku lainnya yaitu suku Muna, Tolaki, Morenene dan Wawonii. Suku buton juga dikenal dengan Suku Walio. Suku inilah mewariskan rumah adat Banua Tada yang menjadi Rumah Adat Sulawesi Tenggara.

Rumah Adat Banua Tada

Rumah adat Banua Tana berbentuk rumah panggung dengan material utamanya ialah kayu tanpa memakai paku. Banua Tada terdiri dari 2 kata, yaitu Banua yang berarti rumah dan Tada yang berarti siku. Secara harfiah, Banua Tada berarti rumah siku.

Berdasarkan peruntukannya, rumah adat Banua Tada terbagi dalam 3 jenis, yaitu Kamali atau malige, yang merupakan rumah atau istana daerah tinggal raja berserta keluarganya; Banua tada tare pata pale, merupakan rumah siku bertiang empat tenpat tinggal pejabat dan pegawai istana; dan Banua tada tare talu pale, merupakan rumah siku bertiang tiga daerah tinggal orang biasa.

Sebagai peninggalan kesultanan Buton, rumah adat Kamali atau Malige inilah yang lebih dikenal sebagai Rumah Adat Sulawesi Tenggara. Di Malige sendiri terdapat simbol-simbol dan hiasan yang banyak dipengaruhi oleh konsep dan pemikiran tasawuf. Simbol dan hiasan tersebut melambangkan nilai-nilai budaya, kearifan lokal dan dongeng dari peradaban kesultanan Buton di masa silam.

Material Rumah

Material utama yang dipakai dalam pembangunan Rumah Adat Sulawesi Tenggara ini ialah kayu pohon nangka, jati, dan bayem, baik itu untuk tiang, dinding, pasak, tangga dan rangka atap. Selain itu dipakai pula bambu yang telah direndam dalam air laut untuk lantai, serta daun rumbia atau nipa untuk atap rumah.

Konstruksi Rumah

Terdapat beberapa perbedaan pada ketiga jenis Banua Tada. Perbedaan mencolok terlihat pada bangunan Kamali/Malige. Hal ini bertujuan sebagai penanda kebesaran dan keagungan sultan/raja sebagai pemimpin, pengayom dan pelindung rakyat.

Tabel 1. Perbedaan Konstruksi Rumah pada 3 Jenis Banua Tada
Konstruksi Rumah Kamali/Malige Banua tada tare pata pale Banua tada tare talu pale
Jumlah tiang 8 tiang samping 6 tiang samping 4 tiang samping
Susunan bangunan 4 tingkat 1 tingkat 1 tingkat
Lantai rumah Dibuat dari kayu yang disusun secara bertingkat-tingkat Tidak bertingkat Dibuat dari bambu yang sudah bau tanah dan tidak bertingkat
Secara umum, konstruksi ketiga jenis Rumah Adat Sulawesi Tenggara ini mempunyai karakteristik yang sanggup mencirikannya. Karakteristik tersebut ialah sebagai berikut:
  1. Sendi (pondasi) tersusun dari batu-batu sungai atau gunung yang berbentuk pipih tanpa materi perekat lain.
  2. Tiang. Untuk malige, kayu-kayu yang telah diperoleh dibuat segi empat, sedangkan untuk rumah orang biasa, kayu tiang berbentuk bulat. Setiap tiang dilubangi sebagai temapt menyatukan dengan tiang yang lain. Pertama kali dipasang tiang utama/tiang sentra lalu disusul dengan tiang-tiang lainnya.
  3. Dinding. Dinding Rumah Adat Sulawesi Tenggara terbuat dari papan kayu yang disusun di sepanjang rangka dinding.
  4. Lantai. Lantai untuk malige terbuat dari kayu jati. Hal ini melambangkan status sosial sang sultan juga melambangkan bahwa sultan merupakan seorang yang mempunyai kepribadian damai dalam menghadapi banyak sekali persoalan.
  5. Atap. Atap rumah terbuat dari rangka kayu atau bambu denagn rumbia atau nioah sebagai penutupnya.

Nah, demikianlah pemaparan sekilas mengenai rumah Banua Tada yang menjadi rumah adat Sulawesi Tenggara. Semoga dengan gambar-gambar yang kami sajikan di atas, Anda semakin mengenali peninggalan budaya bangsa yang satu ini. Semoga bermanfaat.